Disudut taman bermain dekat rumah ku, melihat para bocah-bocah yang lagi asik bermain menghabiskan waktu sore hari dengan gembira riang dan ditemani dengan para ibunya, tak terasa perhatian ku teralihkan dengan melihat seorang anak dari kampung sebelah, sebut saja anak itu bernama Arif, yang usianya baru 2 tahun 4 bulan, yang tampak ikut bermain bersama teman sebayanya, namun jika dilihat lebih jelas, Arif terlihat berbeda dengan kondisi fisiknya, dimana ia terlihat lebih pendek dari teman sebayanya dan berat badannya keliatan tidak ideal di usianya sekarang.
Sempat bertanya dengan orang tuanya Arif, kenapa Arif berbeda kondisi fisiknya dengan teman sebayanya, memang orang tua Arif mempunyai rasa kekhawatiran kepada putranya apakah mengalami kurang gizi yang berdampak pada pertumbuhan tinggi badannya, juga penyebabkan berat badannya yang susah naik, dimana orang tua Arif merasa sudah memberikan makan yang cukup kepada sang anak. Apakah Arif merupakan salah satu anak yang mengalami yang namanya stunting, lantas apa sih sebenarnya stunting itu dan penyebabnya serta bisakah untuk dicegah?
1000 Hari Pertama Kehidupan
Hampir semua harapan setiap orang tua di dunia ini, pastinya ingin sekali mempunyai anak yang sehat, cerdas dan tumbuh kembangnya secara optimal untuk mencetak generasi emas, dan patut di ketahui bahwa salah satu faktor utama untuk menentukannya adalah periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau yang dikenal dengan golden periode.
Yang dimana 1000 HPK merupakan periode seorang anak atau bayi tumbuh dengan pesat dan berkembang secara signifikan yang di mulai dari awal kehamilan hingga anak usia 2 tahun pertama setelah lahir.
Sehingga pentingnya di periode 1000 HPK untuk memastikan setiap ibu hamil dan anak tercukupi akan nutrisi yang optimal, dimana periode ini adalah langkah awal dalam mencetak generasi emas, dan apabila periode ini tidak dilalui dengan baik (kecukupan nutrisi) akan berdampak pada kesehatan, baik jangka pendek ataupun panjang dan salah satunya adalah Stunting.
Pengertian Stunting
Stunting, atau tubuh yang lebih pendek dari seharusnya untuk umurnya dan biasanya terjadi pada bayi atau anak yang mengalami masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam cukup waktu lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Masalah Stunting dapat terjadi mulai saat janin dalam kandungan, terutama kepada ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi parah dan itu pun akan berdampak melahirkan anak stunting, dan baru nampak saat anak berusia 2 tahun.
Dan kekurangan gizi pada anak usia dini akan meningkatkan angka kematian bayi dan anak, yang menyebabkan penderita stunting mudah sakit dan memiliki postur tubuh yang tak maksimal saat dewasa, juga kemampuan kognitif yang berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.
sumber foto IG @gerakanemas2030 |
Sedihnya nih bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 5 dunia dengan jumlah anak dengan kondisi stunting. Dan lebih dari 1/3 anak berusia dibawah 5 tahun di Indonesia tinggi badannya di bawah rata-rata.
Sayangnya, masalah stunting ini adalah kondisi yang tidak bisa di kembalikan seperti semula, dimana ketika seorang anak sudah stunting atau pendek sejak balita, akan mengakibatkan dampak jangka panjang dimana pertumbuhannya akan terus lambat hingga dewasa.
Dan pada saat pubertas, anak pun tidak bisa mencapai pertumbuhan yang maksimal akibat sudah terkena stunting di masa kecil, meskipun kita (orang tua) telah merasa memberikan makanan yang kaya gizi, namun tetap saja pertumbuhannya tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya secara optimal dan maksimal.
Namun tetap penting bagi kita sebagai orang tua selalu memberikan berbagai makanan yang bergizi agar mencegah kondisi anak semakin memburuk dan gangguan pertumbuhan yang dialami semakin kronis.
Penyebab Stunting
Berdasarkan penelitian bahwa ada banyak yang bisa menyebabkan stunting, seperti menurut Situs Adoption Nutrtion menyebutkan, stunting dapat berkembang dalam jangka waktu panjang di karenakan beberapa faktor-faktor berikut :
- Kurang gizi yang kronis dalam jangka waktu yang lama
- Retardasi pertumbuhan intrauterine atau kegagalan janin untuk mencapai pertumbuhan janin yang diharapkan apa usia kehamilan
- Tidak tercukupinya protein dalam proporsi total asupan kalori
- Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
- Sering menderita infeksi diawal kehidupan seorang anak
Gejala Stunting
Berikut ciri atau gejala yang bisa kita lihat jika anak stunting, yaitu :
- Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
- Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih kecil atau muda untuk usianya
- Berat badan yang rendah untuk anak seusianya
- Pertumbuhan tulang yang terganggu
Lantas bagaimana saya tahu jika anak dalam dikatakan pendek?
Sebenarnya hal ini bisa kita ketahui selaku para orang tua selalu memantau pertumbuhan serta perkembangan si kecil sejak lahir, dan sementara itu juga untuk mengetahui apakah anak tinggi normal sesuai usianya atau tidaknya, periksakan secara rutin ke pelayanan kesehatan terdekat, seperti Posyandu atau Puskesmas agar cepat teratasi sejak dini.
Berikut beberapa gejala atau ciri-ciri yang terjadi apabila anak mengalami gangguan pertumbuhan. yaitu :
- Berat badan yang tidak naik, bahkan cenderung menurun
- Perkembangan tubuh terhambat, seperti anak perempuan yang telat akan menstruasi pertamanya
- Anak mudah terkena infeksi
Berikut risiko yang bisa dialami oleh anak yang stunting, yaitu kesulitan belajar, kemampuan kognitifnya lemah, mudah lelah dan tak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, risiko untuk terserang penyakit infeksi lebih tinggi dan risiko mengalami berbagai macam penyakit kronis di usia dewasa (diabetes, penyakit jantung, kanker dan lainnya).
Dan bahkan saat dewasa nanti, bahwa anak yang stunting akan memiliki produktivitas yang rendah juga sulitnya untuk bersaing di dalam dunia kerja nyata.
Stunting dan Masa Depan Indonesia
Saat ini kita patut prihatin dengan kondisi tumbuh kembang generasi emas masa depan Indonesia dengan melihat hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,5% dan meningkat dari tahun 2010 sebesar 35,6%, dan pada tahun 2007 meningkat sebesar 36,8%, yang artinya semuanya dengan adanya angka peningkatan tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan tidak maksimal yang diderita oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia, atau satu dari tiga anak Indonesia. Angka ini tentu saja sangat mengkhawatirkan mengingat stunting dapat mengancam masa depan bangsa.
Sedangkan perbandingan stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%).
Menurut data World Bank, bahwa sekitar 9 juta (37%) anak Indonesia saat ini terancam akan mengalami stunting, dimana pertumbuhan yang terhambat juga terancam akan kehilangan kemampuan otaknya (IQ) dan prestasi akademiknya yang buruk. Lebih jauh lagi dan miris adalah situasi Indonesia mengikatkan diri pada utang baru, dimana mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia sebesar USS 400 juta atau yang setara dengan Rp 5,8 triliun.
Menurut data World Bank, bahwa sekitar 9 juta (37%) anak Indonesia saat ini terancam akan mengalami stunting, dimana pertumbuhan yang terhambat juga terancam akan kehilangan kemampuan otaknya (IQ) dan prestasi akademiknya yang buruk. Lebih jauh lagi dan miris adalah situasi Indonesia mengikatkan diri pada utang baru, dimana mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia sebesar USS 400 juta atau yang setara dengan Rp 5,8 triliun.
Mari Cegah Stunting Bersama Gerakan Emas
Kenapa kita perlu sekali khawatir akan masalah stunting ini? ini karena yang dampaknya yang begitu besar, kegagalan pertumbuhan, keterlambatan kognitif serta produktivitas yang rendah yang hal ini pun bisa berdampak pada masa depan anak juga masa depan bangsa Indonesia.
Dan jika stunting tidak ditangani secara baik dan dicegah sejak dini maka juga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia mendatang. Kemiskinan dan kelemahan ekonomi berujung pada masalah pendidikan dan gizi buruk, dimana gizi buruk dimasa pertumbuhan akan menghasilkan generasi yang tidak kompetitif dan kemampuan pikirnya sangat rendah. Inilah saat nya bersama kita patahkan masalah stunting dan berbuat sesuatu untuk perubahan.
Melalui program kerja nyata Gerakan Emas yang merupakan sebuah gerakan sosial dari masyarakat sebagai perwujudan kebijakan pemerintahan Prabowo-Sandi dimasa depan dalam rangka untuk menyelamatkan Generasi Emas Indonesia 2030 dari ancaman stunting.
Gerakan Emas ini bertujuan untuk perbaikan gizi sehingga dapat menurunkan angka stunting, dan mencerdaskan masyarakat melaui penyebaran susu bagi ibu dan anak. Mari kita jadikan Gerakan Emas sebagai titik awal untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2030 dari masalah stunting. Dan dengan demikian sumber ekonomi rakyat meningkat dan stunting pun dapat dihilangkan, karena sumber terjadinya stunting adalah kemiskinan.
Visi & Misi Gerakan Emas
- Mempersiapkan Indonesia memasuki Jaman Keemasan pada tahun 2030 Indonesia Emas
- Indonesia Emas bergantung kepada Generasi Emas Indonesia. Mereka berusia 15-64 tahunyang jumlahnya 70% tenaga kerja produktif pada tahun 2030
- Gerakan Emas bertujuan menyelamatkan Generasi Emas dari ancaman-ancaman yang menjadi pemghalang, yang terutama ancaman stunting
- Gerakan Emas adalah Gerakan Emak-Emak dan Anak-anak minum susu, yang akan menghilangkan ancaman stunting atau kurang gizi kronis yang menghambat Generasi Emas
- Gerakan Emas adalah gerakan membagi Sapi Perah dan Kambing kepada sebuah komunal yang terdiri atas 10 keluarga. Susunya diminum anak-anak mereka, sisanya dijual ke koperasi/pasar
- Dengan demikian sumber ekonomi rakyat meningkat dan stunting pun dapat dihilangkan karena sumber terjadinya stunting adalah kemiskinan
Marilah bersama ikut berpartisipasi dan bergerak aktif bersama Gerakan Emas untuk mencegah stunting sejak dini.
Twitter : @gerakanemas2030
Instagram : @gerakanemas2030
Website : GerakanEmas.Id
Semoga anak-anak kita nanti terbebas dari stunting ya Mba. Biar tinggi badannya setinggi orang Korea.
BalasHapusWah ide yang menarik, jadi susunya lebih dulu di berikan pada anak anak di lingkungan tersebut, baru kemudian di jual ya...
BalasHapusSemoga gerakan ini sukses, dan dampaknya bisa di rasakan bersama...
Tidak ada alasan tidak minum susu ya Bun ... semoga generasi berikutnya Bebas dari stunting ya
BalasHapusSedih ya kalau ada anak yang stunting semoga saja anak-anak Indonesia bisa bebas dari stunting.
BalasHapusSetuju banget dengan kerja nyata gerakan emas ini. Nggak bisa dianggap sepele soal stunting, karena dampaknya sangat merugikan buat keluarga dan bangsa.
BalasHapusBerharap banget pemerintah turun tangan sampe ke daerah2 untuk memerangi stunting ini
BalasHapusSemoga si gia terhindar dari stunting
BalasHapusSemoga pemerintah bisa selalu mengawasi keadaan masyarakatnya
BalasHapusSemoga Indonesia bisa bebas dr stunting ya ka, agar generasi penerus bangsa bisa membaea bangsa ini jadi makmur dan sejahtera
BalasHapusHarus ada turun tangan dr pemerintah, semoga pemerintah bisa melek melihat keaadaan masyarakat nya ... Aamiin
BalasHapusStunting masih menjadi masalah di Indonesia untuk itu sebagai ibu kita harus cerdas dalam memberikan asupan terbaik bagi si kecil
BalasHapusSemoga anak- anak penerus bangsa ini, terhindar dari stunting, dan para orang tua harus memberikan asupan gizi yg cukup untuk si buah hatinya
BalasHapusAku dukung banget gerakan indonesia bebas stunting ini.generasi mendatang harus lebih baik
BalasHapusYuuk jaga asupan gizi seimbang sejak janin dalam kandungan agar terhindar dari stunting dan gizi buruk.
BalasHapusGerakan emas akan membantu kita mendapatkan generasi sehat, cerdas dan tidak mengalami stunting.
BalasHapusInilah yang akan membawa masa depan anak bangsa jadi lebih cerah
Sebaiknya mendeteksi kesehatan kehamilan sejak dini supaya bisa sesuaikan kebutuhan gizinya. Kalau gini, insya Allah bisa cegau stunting
BalasHapusYuuk kita cegah bersama dengan mulai memberikan yg baik buat anak ank dengan terpenuhi gizinya
BalasHapusIni tuh ngeri ya emang. Keliatannya cuma "kok kamu ga tinggi", eh ternyata di belakangnya banyak akibatnya. Huhu yuk semangat kita kurangi angka stunting di Indonesia!
BalasHapusDi daerahku ada satu desa yang masuk katagori daerah stunting, program pencegahan stunting memang mesti ada usaha yang komprehensif dari semua pihak, paling penting adalah keluarga dan pemerintah
BalasHapusMasalah stunting ini ga bisa dianggap sepele ya mba.
BalasHapusIntinya..mesti perhatikan asupan..., walau sederhana pastikan bergizi..sayur ..tempe tahu atau telur..
BalasHapusTidak asal makan..tidak asal udah kenyang kok..
Kesehatan..anak no 1.
Semoga stunting di INdonesia berkurang ya setiap tahunnya dan semoga semakin banyak orang tua yang peduli sama asupan gizi anak
BalasHapusMelihat dampaknya kekurangan Gizi ga hanya sekarang tapi juga masa depan anak. Makanya perlu beri gizi yang baik ke anak
BalasHapusGizi ini sepertinya sepele ya padahal dampaknya sangat besar terhadap masa depan anak.
BalasHapusSemoga anak Indonesia tidak lagi kekurangan gizi amin
terkadang suka kasihan melihat anak yang mengalami stuntman mba dan bingung harus bagaimana supaya sang anak tidak mengalami hal tersebut. Inovasi dari gerakan mas cukup menarik juga untuk dilihat dan diperhatikan apaakah benar effective untuk mengurangi stuntmant tersebut
BalasHapusproblem stunting ini penting karena ia mengancam di tahap awal pertumbuhan anak, yg menentukan perkembangan selanjutnya
BalasHapusDi kampung kampung masih banyak yg bilang stunting itu karena genetik, padahal bisa dicegah sejak dini ya mba
BalasHapusSaya berharap anak Indonesia bisa terbebas dari stunting dan gizi buruk
BalasHapusMemang perlu banget untuk menjaga asupan gizi buat anak terutama dimasa pertumbuhan 1000 hari pertama kehidupan. Jangan sampe ada yang kelewatan deh
BalasHapusGak kebayang yah rasa kekhawatiran ibunya Arif, aku pun pasti akan seperti itu. Duh penting banget ini nutrisi yg baik dr semenjak hamil, kita harus aware.
BalasHapusStunting bisa dicegah sejak dini ya sebenarnya sejak masih dalam kandungan, kalau sudah terlanjur mah agak susah kali mengembalikan kondisinya, perlu upaya lebih keras dari semua orang
BalasHapusJika diamanahi mempunyai anak stunting, ridho apa yang diberikan Allah Ta'ala adalah menjadi keharusan..
BalasHapusStunting salah satu permasalahan yang memang harus diperhatikan orang tua
BalasHapusSering banget ya mbak digembor2kan gerakan gerakan 1000 hari pertama. Memang sangat krusial buat anak.
BalasHapusSedih sama peringkat stuntingnya, semoga dengan makin banyaknya kempen kyk gini makin banyak ortu yg memperhatikan gizi anak dan bumil yaaa
Stunting memang momok negara miskin dan berkembang. Bebas stunting kita baru bisa melangkah jadi negara maju!
BalasHapusSemoga usaha2 pemerintah bisa semakin menekan angka stunting
BalasHapusWah anakku yang no 2 juga pendek mba jadi was was deh aku.aku udah pernah konsul ke dokter ud jelasin anakku emang picky eater kalo pss didalrm kandungan sih insyaAllah aku makannya yah bener tapi setelah masa mpasi ini susah ankku nih sampe skrg umur 5th klo makam maunya lauk2nya aja daging,ayam,kalo sayur sepotongpun gk ketelen,tp klo susu mah mau,kata dr malah ditanya apa ada ktrnan pendek?aduh moga2 ankku gak stunting deh ya mba.akupun terus berusaha memberi makan yg cukup gizi demi mencegah stunting
BalasHapusAku dukung banget gerakan emas untuk cegah stunting ini. Program-program yang ditawarkan oleh Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memang lebih memperhatikan rakyat Indonesia terutama yang menyangkut kesehatan*
BalasHapus