Cegah Anemia Pada Anak dan Optimalkan Kognitif Generasi Maju. Halo Bunda, pernah sadari gak sih ketika si Kecil sering letih, lesu, bahkan ketika si Kecil tidak melakukan aktivitas fisik sekalipun dia keliatan jadi kurang semangat, gampang cape hingga nafsu makannya ikut berkurang? mungkin dari semua itu bisa jadi pertanda bahwa anak terkena penyakit anemia...waduh jadi sangat mengkhawatirkan ya Bun.
Karena anemia bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang faktor usia dan jenis kelamin, dan kebanyakan kasus pengidap penyakit anemia tertinggi adalah anak-anak, bahkan anak-anak lebih rentan terkena, lalu apa saja sih penyebab dan dampaknya jika anak terkena anemia dan perlukah dicegah? Lets start...
Kenali Apa sih Penyakit Anemia Itu?
Tahukah Bunda, kalau anemia itu adalah kondisi dimana kurangnya sel darah merah dalam tubuh, dan seseorang terkena anemia jika sel-sel darah merah tidak mengandung Hemoglobin (Hb) yang cukup. Tidak hanya orang dewasa yang bisa terkena anemia, anak-anak terutama pada usia dibawah 5 tahun bisa terkena yaitu anemia defesiensi zat besi (kekurangan zat besi) yang bisa berdampak yang sangat mengkhawatirkan adanya gangguan pertumbuhan anak salah satunya gangguan fungsi kognitif atau kecerdasaan anak, emosi dan perilaku...duh sampai separah itu ya Bun dampaknya.
Dan fakta tersebut saya ketahui saat mengikuti acara Media Gathering bersama Mombassador SGM Eksplor "Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju" yang digelar oleh PT Sarihusada Generasi Mahardhika dan Danone Specialized Nutrition Indonesia bertempat di Kembang Goela Resto, Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2023 yang lalu yang menghadirkan para narasumber yang ahli dibidangnya dan inspiratif yaitu :
- Dr. dr. Lusiana B. Sutanto, MS, SpGK (K) sebagai Pakar Gizi Klinik dan Presiden Indonesuan Nutrition Association
- Anna Surti Ariani, S.Psi.,M.Si, Psi., sebagai Psikolog Klinis Anak dan Keluarga
- Dr. dr Ray Wagiu Basrowi, MKK., sebagai Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia
- Tanasha Suhandani sebagai Brand Manager SGM Eksplor
|
Kiri-kanan : dr. Tonny Sundjaya, Anna Surti Ariani, Dr.dr Luciana B. Sutanto, Tanasha Suhandani dan Dr.dr Ray Wagiu Basrowi |
" Lebih dari 1 dari 3 anak Indonesia terutama usia dibawah 5 tahun rentan menderita anemia, yang disebabkan kurangnya zat besi, dan apabila zat besi ini tidak tercukupi didalam makanan hariannya maka akan dapat terjadi gangguan perkembangan otak si kecil dan pertumbuhan anak" ujar Dr. dr Luciana B.Sutanto, MS, SpGK (K)Dan penyakit anemia ini pun seringkali terjadi yang mana banyaknya para orangtua tidak terlalu menyadari bahwa anemia pada anak sangat perlu di cegah dan di ketahui ada atau tidak, jika tidak ditangani segera dapat menghambat tumbuh kembang anak untuk tumbuh jadi generasi maju.
Penyebab Anemia Pada Anak
Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa sebagian besar kasus anemia pada anak disebabkan karena kekurangan zat besi atau tidak terpenuhinya asupan zat besi harian anak, karena zat besi ini sebagai salah satu nutrisi penting dalam mendukung tumbuh kembang anak berjalan optimal.
|
sumber foto : pixabay |
Meski angka kebutuham zat besi pada usia anak itu berbeda tapi penting sekali bagi orangtua untuk mengetahui dan mencukupi asupan harian zat besi pada anak untuk menghindari dari resiko dampak negatif yang di timbulkan. Berikut ini kebutuhan zat besi per hari pada anak menurut Kementerian Kesehatan RI, yaitu :
- usia 0-5 bulan : 0,3 mg
- usia 6-11 bulan : 11 mg (Pada usia ini kebutuhan zat besi tinggi karena sedang masa fase tumbuh kembang yang pesat)
- usia 1-3 tahun : 7 mg
- usia 4-6 tahun : 10 mg
- usia 7-9 tahun : 10 mg
- usia 10-12 tahun : 8 mg
Kebutuhan asupan zat besi harian anak bisa di dapatkan dari makanan yang kaya akan zat besi bisa berasal :
• Dari sumber zat besi heme (makanan sumber hewani dan lebih mudah di absorpsi/diserap dibanding sumber zat besi non heme) seperti daging merah, ikan, hati, unggas, sapi, telur dan susu.
• Dari sumber zat besi non heme (makanan yang bersumber dari tanaman dan makanan fortifikasi dan kurang dapat di absorpsi dibanding sumber zat besi heme) seperti tanaman polong, kedelai, sayur, buah, formula susu kedelai yang di fortikasi zat besi.
|
Sumber makanan zat besi heme dan non heme |
"Salah satu asupan nutrisi agar terhindar dari anemia pada anak harus terpenuhinya semua zat besi yang berdasarkan ajuran dari makan sehat gizi seimbang yang bisa didapatkan dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah dan dilengkapi dengan susu 2 kali sehari" . Ujar Dr.dr Luciana B. Sutanto, MS, SpGK (K).
Gejala dan Dampak Anemia Kekurangan Zat Besi Pada Anak
Penyakit anemia pada anak seperti penyakit yang kasat mata, kenapa?karena ditahap awal anak terkena anemia kekurangan zat besi cenderung tidak menunjukan gejala yang signifikan, tanpa disadari dan diperiksa, mungkin lemesnya sedikit, lesunya sedikit, lemah sedikit (3L) yang kadang hal tersebut kadang disalah pahami para orangtua bahwa itu adalah gangguan kesehatan yang umum biasa terjadi.
Karena itu sedari awal penting sekali diperlukan pemeriksaan skrining anemia agar tahu apakah ada masalah atau tidak kadar Hemoglobin darah yang merupakan salah satu penyebab anemia pada anak agar juga dapat dicegah sediini dengan tindakan yang tepat agar tidak berkepanjangan dampaknya
|
Skrining anemia |
Tapi, apabila dibiarkan begitu saja dalam waktu lama dan tidak dicegah maka akan beresiko menderita anemia defesiensi zat besi berat yang akan berdampak jangka panjang terhadap kognitif otak anak tidak optimal bahkan nih kerusakan yang yang terjadi akibat anemia pun tidak dapat diperbaiki.
Anna Surti Ariani, S.Psi.,M.Si., Psi atau biasa dikenal dengan ibu Nina menjelaskan bahwa Anemia pada anak tidak hanya berdampak negatif secara fisiknya saja tapi juga berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya baik efek psikologis jangka pendek dan psikologis jangka anemia pada anak.
Berikut efek psikologis jangka pendek anemia yaitu :
• Lemas, mudah lelah, kurang aktif
• Kurang konsentrasi, tak mudah menangkap dan mengingat
• Emosi cenderung lebih negatif, lebih mudah sedih, marah dan rentan stress
Sedangkan Efek psikologis jangka panjang amemia yaitu :;
• Lebih mudah sakit, tumbuh kembang tidak optimal
• Konsentrasi belajar sehingga prestasi sekolah tidak optimal dan cenderung rendah
• Mengalami kesulitan pergaulan dan berpotensi jadi korban bullying hingga rentan mengalami masalah kejiwaaan.
Karena itulah penting sekali untuk segera melakukan penanganan terutama pada 5 tahun pertama dari efek psikologis baik jangka pendek anemia dan efek jangka panjang
Cegah Anemia Pada Anak, Optimalkan Kognitif Generasi Maju
Seperti yang kita tahu bahws tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini dalam permasalahan nutrisi adalah stunting dan anemia yang dimana keduanya berpotensi menggangu kesehatan dan aspek kognitif anak hingga dewasa. Bahkan Indonesia masih termasuk kedalam 5 negara dengan prevelensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Tingginya kasus anemia di Indonesia lebih banyak dikarenakan anemia yang terjadi kurang menjadi perhatian khusus orangtua dan abai betapa pentingnya untuk melakukan pencegahan, pemeriksaan dan penanganan sejak awal anemia pada anak.
Berikut pencegahan anemia pada anak agar tetap mendukung tumbuh kembang anak optimal adalah dengan :
- Asupan nutrisinya harus dibenerin dengan memberikan makanan sehat bergizi seimbang terutama memberikan sumber makanan yang kaya akan zat besi. Namun sayangnya kekurangan zat besi terjadi karena zat besi tidak terserap dengan baik dan optimal oleh tubuh anak, maka dibutuhkan kombinasi antara zat besi dan vitamin C yang mampu memaksimalkan penyerapan zat besi dan dapat memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu terfortifikasi dengan zat besi dan vitamin C agar anak tumbuh kembangnya optimal
- Stimulasi yang harus diperbaiki supaya mengoptimalkan tumbuh kembangnya
- Hubungan hangat dengan anak, ini penting sekali untuk mempunyai hubungan yang hangat, baik dan berkualitas dengan anak sehingga emosi sosialnya lebih optimal dan lebih positif.
Bersama Danone Indonesia dan SGM Eksplor dari tahun ke tahun telah menginisiasikan berbagai program edukasi berskala nasional dan telah menjangkau lebih dari 3,5 juta masyarakat Indonesia.
"Danone Indonesia berkomitmen untuk ikut serta meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan memastikan agar masyarakat terutama 1000 hari pertama kehidupan mendapatkan nutrisi yang terbaik dan terus mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan generasi emas Indonesia 2045". tutur Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK.,
Dan tahun ini Danone Indonesia melalui SGM Eksplor menjalankan inisiatif program barunya edukasi "Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju" . Yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para Bunda di Indonesia tentang resiko anemia pada anak di bawah 5 tahun, serta pentingnya mengkonsumsi makanan tinggi Zat Besi dan Vitamin C.
"SGM Eksplor yang sudah hadir di Indonesia selama lebih 69 tahun, terus berkomitmen untuk mendukung tumbuh kembang maksimal anak melalui penyediaan inovasi produk bernutrisi dan berbagai inisiatif dan terus mendukung visi pemerintah dalam mempersiapkan Generasu Maju Indonesia". ujar Tanasha Suhandani, Brand Manager SGM Eksplor
Salah satu inovasi nutrisi SGM Eksplor yang dalam menjawab permasalahan anemia pada anak yang masih dihadapi anak Indonesia berusia 5 tahun adalah dengan menghadirkan inovasi satu-satunya produk yang mengandung Iron C, yaitu kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C untuk bantu penyerapan lebih maksimal 2 kali lipat, serta dilengkapi dengan nutrisi seimbang lainnya seperti DHA, Minyak ikan, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya untuk dukung anak tumbuh maksimal jadi Generasi Maju dan bebas anemia.
Ibu Tanasha, menambahkan bahwa rangkaian produk nutrisi SGM Eksplor merupakan produk nutrisi yang tepat, terbaik dan berkualitas guna dukung anak Indonesia optimalkan kognitif Generasi Maju.
Guna untuk terus memberikan dukungan untuk pencegahan anemia pada anak dan pemenuhan nutrisi dan stimulasi yang optimal, SGM Eksplor meluncurkan inisiatif "Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju" yang berkolaborasi dengan berbagai pihak dan menjadi patner orangtua di Indonesia untuk memberikan berbagai macam edukasi melalui platform digitalnya diantaranya melalui website
www.generasimaju.co.id juga layanan Careline Sahabat Bunda Generasi Maju yang bisa di akses 24 jam lewat Whatapp, telepon dan bisa bertanya di mana saja dan kapan saja mengenai masalah nutrisi dan stimulasi tumbuh kembang anak
Dan setelah mengetahui apa itu anemia pada anak, gejala, dampak dan pencegahannya, Yuk mari bersama-sama kita cegah sejak awal dan optimalkan kognitif otak anak untuk mewujudkan Generasi Maju.
Mengkhawatirkan sekali kekurangan zat besi pada anak-anak. Karena berpengaruh pada kognitif dan psikologis anak. Untungnya sekarang ada asupan nutrisi yang punya kandungan zat besi dan vitamin C dari kombinasi unik IronC.
BalasHapus